Minggu, 21 Februari 2021

Cerita di balik sebuah mesin jahit mini

Cerita ini berawal saat aku berkunjung ke rumah saudaraku di Batam.  Ani, namanya.  Saat menginap di rumahnya, kami banyak bercerita tentang segala macam tak terkecuali urusan sebagai perempuan.  Dia seorang perempuan lulusan SMA.  Saat bercerita, dia berkata padaku..."Kita ini lah seorang perempuan perlu juga punya keterampilan..misalnya menjahit...minimal bisa untuk jahit-jahit baju koyak."

Dalam hati aku berkata, oh iya juga ya.  Teringatku, baju koyak anak-anak kalau dibawa ke tukang jahit bisa habis antara 25 sampai 30 ribu. Baju koyak anak-anak kan tidak cuma sekali dua kali.  Belum lagi kalau kita malas bawa ke tukang jahit.  

Aku jadi teringat saat dulu kuliah aku pernah belajar menjahit.  Sayangnya tidak kuteruskan karena saat itu menjahit rasanya sulit sekali.  Aku malu dengan teman yang laki-laki tapi sudah lancar mengoperasikan mesin jahit.

Sampai suatu ketika saat aku pulang ke Langsa, aku melihat ada orang menjual mesin jahit model baru.  Bukan model digenjot, tapi dipijak pakai pedal.  Aku pun singgah dan bertanya berapa harga mesin jahit tersebut serta bagaimana cara mengoperasikan.  Iih ternyata gampang sekali. Kepada penjual aku pun mengucapkan terima kasih. "Ya coba nanti ya mana tau ada uang." Kataku.

Mesin jahit yang ditawarkan itu seharga hampir tiga juta.  Sebenarnya saat itu uang sebesar itu aku punya, cuma sayang kalau harus dihabiskan untuk itu.  Kebutuhanku lain kan juga banyak.  Akhirnya teringat lah aku dengan gaya hidup belanja online.  Sebelumnya aku pernah membeli TV mini dengan harga dibawah satu juta.  Kucoba-coba seraching melalui marketplace langganan ku seputar mesin jahit.  Begitu kubuka info tentang mesin jahit, berbagai gambar tentang mesin jahit berikut merk, ukuran, dan harga terpampang disitu.  Sampai akhirnya kubeli mesin jahit ukuran mini seperti dibawah ini.

Mesin jahitnya mungil dan lucu.  Aku senang sekali.  Aku bersyukur mendapatkan barang ini.  Tidak harus keluar uang banyak.  Mudah lho mengoperasikan mesin jahit ini.  Begitu kucoba langsung serrrr....kuambil satu persatu celana atau baju koyak yang ada di lemari.  Kujahit dengan mesin itu dan Alhamdulilah kelar.  Kusayang-sayang betul mesin jahit itu, kusimpan rapi setelah kupakai.  Dengan mesin jahit ini, Alhamdulilah bisa kuhemat pengeluaran.  25 sampai 30 ribu untuk baju koyak sekarang bisa untuk kebutuhan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar